Sabtu, 21 Desember 2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CAMPAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CAMPAK DADANG Tingkat III. B DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES DEPKES PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN 2008/2009 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirahim, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Segala puji dan syukur kami penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep Campak” sebagai kegiatan dan salah satu tugas serta bahan pembelajaran pada bidang Keperawatan Maternitas. Dalam penyusunan Askep ini kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami sebagai penulis dan penyusun, baik kekurangan dalam isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran-saran yang sangat membangun dari pembaca. Pada kesempatan ini pula kami sebagai penulis dan penyusun menyampaikan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing kami dalam penulisan makalah serta teman-teman sekalian yang telah membantu kelancaran penulisan. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Palembang, Mei 2009 Tim Penyusun BAB I LAPORAN PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak adalah suatu infeksi akut yang sangat menular ditandai oleh gejala prodormal panas, batuk, pilek, radang mata disertai dengan timbulnya bercak merah makulopapurer yang menyebar ke seluruh tubuh yang kemudian menghitam dan mengelupas. Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. 2. ETIOLOGI Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat dalam secret nasofaring dan darah selama prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Penyakit campak/measles disebabkan oleh virus Morbili. Pada tahun 60-an, di Amerika campak merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian 400 balita setiap tahunnya. Gejala campak memang agak sulit dideteksi secara dini. Karena, gejala campak, seperti batuk, pilek, dan demam, menurut Sri, hampir sama dengan penyakit flu biasa. "Padahal, campak merupakan penyakit infeksi yang berbahaya." Bahkan, gejala munculnya bercak merah di kulit pun hampir mirip dengan karena keracunan obat atau alergi karena dingin. 3. TANDA DAN GEJALA Gejala awal penyakit campak ini dimulai dengan adanya batuk-batuk. Lalu, 1-2 hari kemudian timbul demam yang tinggi dan turun naik berkisar antara 38-40 derajat, selama lima hari. Biasanya dibarengi dengan mata merah dan seperti berair. Pada saat itu pula, biasanya muncul bintik putih seperti Koplik spot di sebelah dalam mulut. Dan ini biasanya akan bertahan 3-4 hari. Kadang-kadang juga disertai dengan munculnya diare. Memasuki hari kelima demamnya akan tinggi sekali. "Pada waktu itulah, bercak merah mulai keluar." Bercak merah campak berbeda dengan bercak biang keringat, misalnya. Karena, biang keringat tidak dibarengi dengan demam. Bercak-bercak merah ini muncul secara bertahap dan merambat. Lokasi "khusus" ini biasanya muncul pertama kali di belakang kuping, leher, dada ke bawah, tangan, kaki lalu ke muka. Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa nyeri tenggorokan, hidung meler, batuk, nyeri otot, demam, mata merah, fotofobia (rentan terhadap cahaya, silau). Sekitar 2-4 hari kemudian baru muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. 4. KOMPLIKASI Komplikasi terberat bisa sampai menimbulkan kematian. Radang paru (pneumonia) merupakan komplikasi yang paling sering mengakibatkan kematian pada anak. Komplikasi ini bisa terjadi karena virus Morbilli bisa menyebar melalui aliran darah ke mana-mana. Selain ke kulit, ke selaput lendir hidung, mulut, pencernaan. Bahkan bila virus itu masuk ke daerah otak bisa menimbulkan kejang-kejang, kesadaran menurun/ensefalopati. Bila ke daerah pencernaan bisa menimbulkan diare atau muntah-muntah sehingga anak kekurangan cairan atau dehidrasi. Selain itu karena ada sariawan juga membuatnya perih dan tak mau makan. "Umumnya campak yang berat ini terjadi pada anak yang gizinya buruk Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak. Pertama, infeksi bakteri (Pneumonia, Infeksi telinga tengah). Dua, kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan. Tiga, Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus. 5. MANIFESTASI KLINIS a. Masa tunas 10 – 20 hari tanpa gejala. b. Stadium kabaral / prodormal. Berlangsung 4 – 5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, bercak koplik coryza. c. Stadium erupsi. Berlangsung 2 – 3 hari setelah stadium prodormal. Timbul enantema pada palatum mole, pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula, splenomegali, adanya ras makulo papous pada seluruh tubuh dan panas tinggi serta biasanya terjadi black measles. d. Stadium konvalesensi (penyembuhan). Erupsi berkurang meninggalkan hiperpigmentasi yang akan menghilang sendiri serta suhu menurun sampai menjadi normal. 6. PATOFISIOLOGI Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial, berklembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus. 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni. b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas. c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian. 8. PENATALAKSANAAN TERAPI Morbili merupakan suatu penyakit self – limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu: o Memperbaiki keadaan umum. o Antipiretika bila suhu tinggi. o Seldativum. o Obat batuk. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu: o Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari. o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu. 9. PENGOBATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Obat-obat yang digunakan biasanya berguna untuk membantu mengurangi gejala-gejala yang timbul, misalnya seperti pemberian obat penurun panas (parasetamol, ibuprofen) untuk menurunkan demam. Vitamin A dengan dosis tertentu seusai usia anak akan diberikan, untuk meringankan perjalanan penyakit campak. Radang telinga tengah, radang paru-paru yang terjadi sebagai komplikasi harus diobati dengan antibiotik. Jika anak menderita radang otak sebagai komplikasi dari campak, maka anak harus dirawat dan ditangani secara intensif di rumah sakit. 10. PENCEGAHAN Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. BAB II KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN 1. PENGKAJIAN a. Biodata o Anak yang sakit. o Orang tua. b. Riwayat kesehatan o Keluhan utama. o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll). o Riwayat kesehatan lalu. o Riwayat kesehatan keluarga. o Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG…..x, imunisasi……x, ada kelainan / tidak. o Riwayat imunisasi (bayi dan anak). o Riwayat nutrisi. o Riwayat tumbuh kembang. c. Pola aktivitas sehari-hari o Nutrisi / minum : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit o Tidur / istirahat : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit o Kebersihan : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit o Eliminasi : 1) Dirumah 2) Dirumah sakit d. Pemeriksaan fisik o K/U lemah o TTV (suhu di atas 38oC) o Pemeriksaan mulai dari kepala – musculoskeletal termasuk neurology. e. Pemeriksaan penunjang o Pemeriksaan darah o Pemeriksaan sel giant o Pemeriksaan serologis 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus. c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal. d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun. e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit. 3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. Kriteria – standart: - Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan peningkatan yang tepat. - Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang tepat. Intervensi Keperawatan: o Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak memakai es). Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makan o Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika diminum). Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan bernutrisi. o Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi dengan kuantitas yang sering. Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan. o Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai membaik. Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah sakit. b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus. Criteria – standart: - Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai normal. - Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi. Intervensi keperawatan: o Memberikan kompres dingin / hangat. Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien. o Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum. Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh. o Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi. Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal. c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-kadang muntah dan gatal. Kriteria – standart: - Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi. - Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing. Intervensi keperawatan: o Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas resep dokter. Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada tubuh anak. o Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan membuat tidak nyaman. Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan menambah rasa tidak nyaman. o Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan sering-sering dibedaki. Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman pasa pasien. o Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga dengan bethadine. Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan menambah rasa nyaman. d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun. Criteria – standart: - Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh. - Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda mudah terserang panyakit. Intervensi keperawatan: o Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan bantal untuk meninggikan kepalanya. Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan sirkulasi udara dalam paru. o Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum. Rasional : mencegah terjadinya aspirasi. o Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau membawanya keluar selama masih demam. Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah suhu tubuh. e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit. Kriteria – standart: - Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit. - Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat. Intervensi keperawatan: o Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat infeksi. Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua. o Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang berat. Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang pencegahan penyakit anaknya. 4. EVALUASI a. Suhu tubuh normal / turun (36,7oC – 37,6oC). b. Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang. c. Tubuh tidak merasa gatal. d. Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit morbili dan pencegahannya. DAFTAR PUSTAKA Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Aesculapius. Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC. Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu KEsehatan Anak FKUI. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar