Sabtu, 21 Desember 2013
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sinusitis
Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Gangguan Sinusitis
Di Susun :
o
l
e
h
DADANG
DEPKES PALEMBANG
POLTEKKES DEPKES PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2008/2009
Sinusitis
SINISTIS adalah peradangan membran mukosa dari satu atau lebih sinus maksillaris, frontal, etmoidalis atau sfenoidalis atau peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinusitis banyak ditemukan pada penderita hay fever yang mana pada penderita ini terjadi pilek menahun akibat dari alergi terhadap debu dan sari bunga. Sinusitis juga dapat disebabkan oleh bahan bahan iritan seperti bahan kimia yang terdapat pada semprotan hidung serta bahan bahan kimia lainnya yang masuk melalui hidung. Jangan dilupakan kalau sinusitis juga bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Tulisan kali ini lebih menitikberatkan pembahasan pada sinusitis yang disebabkan oleh infeksi. Sinus atau sering pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak. Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Sinus frontalis terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi. Sementara itu, sinus sphenoid dan sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris. Dinding sinus terutama dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mukus. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia. Jika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.
Yang Menyebabkan Sinusitis
Sinusitis dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus. Adanya demam, flu, alergi dan bahan bahan iritan dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostia sehingga lubang drainase ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus. Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan trauma. Drainase cairan mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat oleh pengentalan cairan mukus itu sendiri. Pengentalan ini terjadi akibat pemberiaan obat antihistamin, penyakit fibro kistik dan lain lain. Sel penghasil mukus memiliki rambut halus (silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Asap rokok merupakan biang kerok dari rusaknya rambut halus ini sehingga pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu. Cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur.
Tipe Sinusitis
Sinusitis dapat dibagi menjadi dua tipe besar yaitu berdasarkan lamanya penyakit (akut, subakut, khronis) dan berdasarkan jenis peradangan yang terjadi (infeksi dan non infeksi). Disebut sinusitis akut bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari. Sinusitis subakut bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan, sedangkan sinusitis khronis bila penyakit diderita lebih dari 3 bulan. Sinusitis infeksi biasanya disebabkan oleh virus walau pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri. Sedangkan sinusitis non infeksi sebagian besar disebabkan oleh karena alergi dan iritasi bahan bahan kimia. Sinusitis subakut dan khronis sering merupakan lanjutan dari sinusitis akut yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat.
Gejala Sinusitis
Gejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah wajah, serta demam. Hampir 25% dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambah hebat bila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin.
Mendiagnosa Sinusitis
Sinusitis sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Hal ini juga disebabkan karena pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI yang walaupun memberikan hasil lebih akurat namun biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus yang mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal. Rhinoskopi, sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung, diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.
Mengobati Sinusitis
Untuk sinusitis yang disebabkan oleh karena virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti parasetamol dan dekongestan. Curiga telah terjadi sinusitis infeksi oleh bakteri bila terdapat gejala nyeri pada wajah, ingus yang bernanah, dan gejala yang timbul lebih dari seminggu. Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika berdasarkan jenis bakteri yang paling sering menyerang sinus karena untuk mendapatkan antibiotika yang benar benar pas harus menunggu hasil dari biakan kuman yang memakan waktu lama. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis kuman ini. Beberapa pilihan antiobiotika antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.
Komplikasi dari sinusitis
Komplikasi yang serius jarang terjadi, namun kemungkinan yang paling gawat adalah penyebaran infeksi ke otak yang dapat membahayakan kehidupan.
SINUSITIS AKUT
Etiologi
Penyebabnya dapat virus, bakteri atau jamur. Kuman penyebab sinus yang tersering adalah streptococcus pneumoniae, haemophilus influensae, staphilococcus aureus.
Manifestasi klinis : dari anamnesis biasanya didahului oleh saluran pernafasan atas ( terutama pada anak kecil ), berupa pilik dan batuk yang lama, lebih dari 7 hari.
Gejala
Subyektif : demam dan rasa lesu, serta gejala lokal yaitu hidung tersumbat, ingus kental dan kadang berbau dan mengalir ke nasofarinf, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeri pada daerah sinus yang terkena, serta kadang nyeri alih ketempat lain.
Obyektif : tampak pembengkakan didaerah muka.
Patofisiologi
Pada reaksi alergi ini dilepaskan berbagai zat mediator yang akan menimbulkan gejala klinis. Zat mediator utama terpenting adalah histamain yang memiliki efek dilatasi pembuluh darah, peningkatan permaebilitas kapiler, iritasi ujung-ujung saraf sensori,dan aktivasi sel-sel kelenjar sehingga secret diproduksi lebih banyak.
Kongesti nasal oleh inflamasi –> obstruksi rongga sinus –> Kondisi ini merupakan media pertumbuhan bakteri.
Terapi Medis
Tujuan : mengontrol infeksi, memulihkan kondisi mukosa nasal dan menghilangkan nyeri.
Pemberian antibiotik (pilihan) seperti amoksisillin dan ampisillin.
Pemberian dekongestan oral (drixoral dan dimetapp) atau topikal (afrin dan otrivin)
Intervensi Keperawatan
Penddikan pasien
Tingkatkan masukan cairan
Lakukan kompres hangat setempat
Ajarkan metode untuk meningkatkan drainase seperti mandi uap, mandi hangat, sauna fasial.
Informasikan tentang efek samping sprey hidung seperti kongesti rebound
Ajarkan cara pencegahan infeksi sinusitis
SINUSITIS KRONIK
Penyebab –> obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema mukosa hidung.
Gejala
Batuk, sakit kepala kronis pada daerah periorbital dan nyeri wajah (paling menonjol saat bangun tidur pd pagi hari)
Terapi Medis
Sama dengan pengobatan sinusitis akut
Pembedahan untuk memperbaiki deformitas struktural yang menyumbat ostia (ostium sinus)
Intervensi Keperawatan
Pendidikan pasien
Drainase sinus (mandi uap dll)
Meningkatkan masukan cairan
Memasang penghagat lokal (kantung panas basah)
Jelaskan tanda dini infeksi sinus
Kesimpulan
Sinusitis jika diobati secara dini dengan pengobatan yang tepat akan mampu sembuh dengan baik. Segeralah ke dokter jika anda menjumpai gejala gejala sinusitis.
DAFTAR PUSTAKA
Noer HMS, Waspadji, RachmanAM, editor, Buku Ajar Ilmi Penyakit Dalam. Jilid 1. Edisi ketiga. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1996.
Sulaiman A, Daldiyono,dkk. Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta : CV Info Medika. 1990.
Markum HMS,dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
Marini L. Paul (1991) ICU Book, Lea & Febriger, Philadelpia.
Tabrani (1998) Agenda Gawat Darurat, Pembina Ilmu. Bandung
Hudack & Galo (1996), Perawatan kritis : Pendekatan Holistik, EGC, Jakarta.
PA FKUA. 1994. Paket Kuliah Patologi 2. FKUA. Surabaya-Indonesia.
Sylvia. 1996. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, makasih banyak...
BalasHapushttp://www.tokoobatku.com/obat-herbal-penyakit-sinusitis/